Selasa, 21 April 2020

Sekilas dampak COVID-19

Polemik yang tak kunjung usai. Awal tahun 2020 menjadi perbincangan, ajang mengadu juga bertukar pikiran antar warga negara pada sosial media, dimana tergambarkan keresahan tak kunjung usai. Disaat ini COVID-19 atau yang disebut virus Corona tampak menjadi topik utama dan permasalahan yang serius bagi banyak negara, termasuk Indonesia.

Keresahan ini dimulai ketika pengungkapan kasus pertama di Negara Indonesia oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 2 Maret 2020. kemudian kasus berlanjut  meningkat seiring waktunya. Inilah masa dimana akhirnya perhatian banyak tertuju, takut dan resah menjadi perasaan yang melulu dirasakan.


Covid-19 adalah penyakit dari infeksi virus SARS-CoV-2. Gejala penyakit ini diantaranya, demam, batuk kering dan sesak nafas. Jika tidak ditindak lebih lanjut, penyakit ini berisiko fatal. 


Adanya hal tersebut, menghasilkan pertimbangan sebagian masyarakat yang memilih berdiam diri dirumah. Pertimbangan ini menimbulkan panic buying dan dapat ditinjau pada sebagian pusat perbelanjaan yang mulai kekurangan stok penjualan. Masyarakat tergesa-berbondong memburu dan mengumpulkan bahan pokok juga alat kesehatan, demi persediaan dan antisipasi selama masa penyebaran virus ini.

Dalam rangka memutus rantai penyebaran pandemi ini, pemerintah mulai menetapkan karantina mandiri. Masyarakat dianjurkan berdiam di rumah dan bepergian jika diperlukan serta wajib menggunakan masker. Sebagian institusi perkantoran dan akademis juga mulai meliburkan sementara seluruh aktivitas setelah mendapat edaran pemerintah.

Aktivitas perkantoran dan juga kegiatan belajar mengajar tetap berjalan. Dengan ditetapkannya kebijakan Work From Home (Kerja dari rumah) beberapa institusi berharap kondisi ini tidak menghambat kegiatan. Work From Home diberlakukan secara daring, menggunakan beberapa aplikasi mendukung seperti Google Classroom, Zoom,  dan WhatsApp yang dipilih menjadi aplikasi andalan.

Penggunaan daring pada kondisi seperti ini bisa dikatakan cukup baik namun tidak bisa disebut terbaik, mengingat tidak semua masyarakat memiliki akses yang sama. Semakin lama semakin kentara rasanya, sebagian masyarakat yang kesulitan dalam hal ini. contohnya, pada pembelajaran di tingkat perkuliahan, sebagian aplikasi tertentu menghabiskan daya kuota internet yang cukup besar dan ini menjadi kekhawatiran bagi sebagian mahasiswa-khawatir tidak maksimal pada setiap perkuliahan yang ada. mengingat bahwa tidak setiap mahasiswa memiliki daya akses internet yang dibutuhkan.

Dampak lain pada pendidikan adalah ditiadakannya UN pada tahun ini. Berdasarkan Kesepakatan antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Syaiful Huda Kelulusan ditentukan dari nilai rapor. Disepakati karena semua kegiatan ekstrakurikuler atau ekstrakurikuler terdokumentasi di rapor.

Atas peristiwa ini, kesehatan menjadi hal yang patut diperhatikan. Makanan yang dikonsumsi, tujuan bepergian bahkan rutin mencuci tangan menjadi hal yang tak boleh lepas dari pantauan. Masyarakat dianjurkan berdiam di rumah. Bepergian keluar diperbolehkan jika diperlukan itupun dengan beragam upaya lainnya seperti Menghindari kerumunan, Physcical distancing (jaga jarak) dan memakai masker. Alangkah baiknya anjuran ini benar diterapkan oleh seluruh masyarakat.

Dibalik itu semua, apresiasi besar untuk seluruh garda terdepan, para tenaga medis yang tak berhenti mengerahkan seluruh upaya. Dengan memberikan perawatan kepada seluruh pasien, Kehadiran tenaga medis mampu membuat kondisi perlahan membaik. Salah satunya dapat dilihat dari dari kesaksian tiga pasien pertama yang berhasil sembuh dari virus corona,dituturkan bahwa mereka memberikan penghargaan kepada pihak yang telah merawat mereka dengan baik.






Daftar Referensi :

https://bebas.kompas.id/baca/riset/2020/04/18/rangkaian-peristiwa-pertama-covid-19/
https://bangka.tribunnews.com/2020/03/24/pengertian-lengkap-apa-itu-virus-corona-covid-19-gejala-cara-penularan-hingga-pencegahan?page=2
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200316165216-20-483947/kesaksian-para-pasien-pertama-corona-yang-sembuh-di-rspi
https://tirto.id/un-tahun-ini-dihapus-dan-kelulusan-ditentukan-nilai-rapor-atau-usbn-eHjV


*Hasya Azizah Az-zahra, Mahasiswa Program Studi Jurnalistik UIN Bandung


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sekilas dampak COVID-19

Polemik yang tak kunjung usai. Awal tahun 2020 menjadi perbincangan, ajang mengadu juga bertukar pikiran antar warga negara pada sosial m...